Reza Kanta Aqila Cantika adalah seseorang yang mempunyai jiwa kesosialan yang tinggi terhadap sesama serta memiliki potensi dan kemampuan untuk memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Sepanjang hidupnya ia berusaha untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk kedepannya, seperti berkreasi atau memberikan ide yang cerdas untuk mengatasi suatu masalah.
Walaupun ia jarang didengarkan dan bercerita akan hidupnya, tetapi di balik itu semua, tak ada kata menyerah dalam hidupnya. Ia seakan menjadikan sebuah masalah atau cobaan sebagai rintangan atas kehidupan yang ia jalani hingga saat ini. Tanpa dipungkiri, sikapnya yang akan selalu menjadi inspirasi dan rasa semangat setiap orang menjadi prioritas utama, betapa pentingnya kepedulian dan sosialitas akan sesama manusia.
Dia tidak hanya menginspirasi setiap orang, namun ia akan selalu mengajarkan segala hal penting berupa kehidupan sosial dan norma keadilan yang dirangkup dalam sebuah teks yang bermanfaat untuk generasi selanjutnya.
Dalam lembaran waktu, tinta kelam terukir, Kisah pengkhianatan, hati teriris. Pahlawan gugur, darah suci tertumpah, Demi bangsa tercinta, jiwa mereka tertambat.Kisah turun temurun dari generasi ke generasi.Peristiwa G30S.Terdapat sosok yang asing kita dengar,beliau adalah H.Soekitman.
Perannya cukup penting dalam peristiwa ini.Tanpanya,mungkin kita tidak akan tahu di mana nasib akhir para jenderal yang dibunuh. H.Soekitman atau lebih lengkapnya Ajun Komisaris Besar Polisi (Purn.) H.Soekitman.Lahir di Sukabumi,Jawa Barat pada tanggal 30 Maret 1943.Lahir pada masa pendudukan Jepang,sejak kecil memang beliau sudah bercita-cita sebagai seorang polisi.Beliau sempat mengenyam pendidikan di Sekolah Pendidikan Guru usai Sekolah dasar.Namun beliau berhenti lantaran kondisi ekonomi keluarga yang tidak mendukung,hidupnya pun berada di kondisi ketidakpastian.Meskipun begitu, Soekitman tetap memprioritaskan impiannnya menjadi anggota polisi
Pada tahun 1961,Soekitman yang berusia 18 tahun membulatkan tekad untuk berkelana ke Ibu Kota.Tinggal di rumah kakaknya yang berkerja sebagai pegawai di kantor pegadaian di Salemba,Jakarta Pusat.Beliau memutuskan untuk mendaftar ke SPN.Dan siapa sangka,dia diterima menjadi prajurit kepolisian usai menjalani serangkaian tes.Dengan penuh perjuangan dan usaha akhirnya beliau berhasil menjadi siswa Angkatan VII SPN Kramatjati.Dan pada 1 Januari 1963,Soekitman dilantik menjadi Agen Polisi Tingkat II oleh Pangdak VII Jaya Mayjen Pol.Drs.Subroto Brotodirdjo.
2 tahun lamanya,Soekitman bertugas di Kebayoran.Dan tepat pada tanggal 30 September 1965.Peristiwa kelam G30S PKI terjadi,Soekitman sedang bertugas untuk bepatroli menjaga Guest House di Jalan Iskandarsyah,Jakarta Selatan.Dan saat itu juga melewati salah satu rumah jenderal TNI AD yang menjadi salah satu korban G30S PKI.Akhirnya Soekitman diancam untuk merahasiakan apa yang dia lihat dalam malam berdarah ini.Dirinya pun lolos dari Pasukan Cakrabirawa lalu dirinya mencari tahu Dimana letak korban G30S PKI dibuang,disitulah dirinya menemukan Lubang Buaya.
Ingatan akan terus hidup, sebagai pengingat betapa pentingnya menjaga nilai-nilai luhur bangsa. Di setiap luka, tersimpan pelajaran berharga. Mari kita jaga persatuan, agar peristiwa kelam tak terulang.
"Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 1945. Atas nama bangsa Indonesia Soekarno Hatta."
Terdengar sorak kegembiraan dari beberapa warga Indonesia yang telah menjadi saksi dari sebuah peristiwa penting tersebut. Telah tercapailah cita-cita bangsa Indonesia selama ini. Indonesia telah merdeka. Namun sayang, dikarenakan perkembangan teknologi yang masih kurang di zaman itu membuat kabar tersebut belum bisa tersampaikan ke seluruh warga Indonesia terutama yang berada diluar pulau Jawa. Mereka masih merasakan ketakutan akan penyerangan dari tentara Jepang. Negara lain juga belum mengetahui bahwa Indonesia telah merdeka.
Seperti kata pepatah, "Setelah gelap terbitlah terang," akhirnya muncullah seorang laki-laki yang dengan gigihnya berhasil menyebarkan berita kemerdekaan Indonesia ke seluruh penjuru dunia melalui radio. Namanya Moehammad Joesoef Ronodipoero, atau biasa dikenal dengan Yusuf Ronodipoero, penyiar sekaligus pendiri Radio Republik Indonesia (RRI).
Yusuf Ronodipoero lahir pada tanggal 30 September 1919 di Salatiga, Jawa Tengah. Beliau lahir di tengah-tengah masa penjajahan Belanda. Beliau dikenal sebagai pribadi yang sederhana, pekerja keras, dan memiliki prinsip hidup yang gigih dan pantang menyerah.
Bermula pada tanggal 6 Agustus 1945, ketika Yusuf Ronodipuro mendengar berita kekalahan Jepang di kantor stasiun radio tempatnya bekerja, Hoso Kyoku. Namun kabar ini tidak tersebar luas di Indonesia. Hingga akhirnya, Jepang resmi menyerah pada tanggal 15 Agustus 1945.
Dua hari kemudian, Presiden Ir. Sukarno yang didampingi oleh Mohammad Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan di Jakarta, tepatnya dirumah Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat, pada pukul 10.00 WIB. Berita ini tidak serta merta tersebar ke seluruh Indonesia. Pada pukul 13.00 WIB, sekelompok mahasiswa kedokteran berusaha mendeklarasikan berita kemerdekaan tersebut di stasiun radio, namun mereka dipukul mundur oleh militer Jepang. Pada pukul 17.30 WIB, seorang reporter dari Kantor Berita Domei, Syahruddin, berhasil masuk ke Hoso Kyoku dan menyerahkan naskah proklamasi kepada Yusuf Ronodipuro.
Yusuf bersama rekannya, Bakhtiar Lobis, dan seorang teknisi radio, Joe Seragih, segera menyebarkan berita kemerdekaan tersebut. Mereka menghadapi kendala teknis pada saat penyiaran karena tempat tersebut sedang dijaga ketat oleh polisi militer Jepang. Namun dengan menggunakan studio penyiaran luar negeri yang tidak dijaga oleh tentara Jepang, mereka berhasil menyiarkan kabar tersebut dalam bahasa Indonesia dan Inggris pada pukul 19.00 WIB.
Setelah berita kemerdekaan tersebar, Yusuf dan Bakhtiar Lobis disergap dan dipukuli oleh Kempetai (tentara Jepang). Mereka disiksa dan nyaris dibunuh, tapi diselamatkan oleh pegawai Nippon yang lebih tua. Yusuf yang terluka bersembunyi dan dirawat di rumah temannya, Basuki Abdullah, dan di sebuah rumah sakit di Salemba.
Bayangkan betapa sulitnya Yusuf Ronodipuro mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia ke seluruh penjuru dunia. Berbagai rintangan dan siksaan beliau lalui bahkan hingga beliau hampir kehilangan nyawanya. Meski begitu, beliau pantang menyerah. Beliau terus berjuang hingga akhirnya membuahkan hasil yang manis. Ia sukses menyebarkan kabar tentang proklamasi dan dikenang sebagai pahlawan nasional atas jasanya menyiarkan Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945.
Jenderal Gatot Subroto adalah seorang Jenderal TNI yang lahir pada tanggal 10 Oktober 1907 dan meninggal pada 11 Juni 1962, ia lahir di Banyumas dan di makamkan di Ungaran, kabupaten Semarang. Ia merupakan pejuang militer dalam merebut kemerdekaan Indonesia dan ia juga adalah pahlawan nasional Indonesia. Ia merupakan penggagas yang akan diperlukan oleh akademik militer gabungan (AL,AU,AD) untuk membina perwira muda. Gagasan tersebut akan diwujudkan dengan didirikannya Akademik Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) pada tahun 1965.
Sejak Jenderal Gatot Subroto kecil ia sudah menunjukkan sifat-sifat kepemimpinan nya. Lahir di Banyumas 10 Oktober 1907 lahir lah seorang pemimpin yang berjasa dalam kemerdekaan Indonesia, ia juga dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia, kualitas kepemimpinan nya sudah tercermin dalam keberaniannya, rasa tanggung jawab, ketegasan nya dan keteguhan nya dalam menolak semua tindakan sewenang-wenang. Pengalaman pahitnya Jenderal Gatot Subroto terjadi saat masih sekolah di Europeesche Lagere School (ELS), ketika jenderal Gatot Subroto terlibat dalam pertengkaran seorang anak Belanda yang akhirnya membuat ia di usir dari sekolah tersebut.
Kejadian menunjukkan bahwa sejak muda Jenderal Gatot Subroto sudah memiliki sifat pemberani dan tegas. Walaupun Jenderal Gatot Subroto sudah di keluarkan di ELS, tapi ia tidak menyerah untuk menyelesaikan pendidikan nya dan iya mulai bersekolah lagi di Holands Inlandse School (HIS) dan jenderal Gatot Subroto berhasil menyelesaikan pendidikan formal nya. Setelah menyelesaikan pendidikan militer nya Jenderal Gatot Subroto menjadi anggota tentara Hindia Belanda hingga berakhir penduduk Belanda di Indonesia. Jenderal Gatot Subroto aktif dalam tiga periode penting.
Menjadi anggota Tentara Hindia Belanda (KNIL), Jenderal Gatot Subroto bergabung dengan Pembela Tanah Air (peta) selama masa pendudukan jepang, dan Jenderal Gatot Subroto juga merupakan pengagas pendirian akademik militer angkatan bersenjata. Jenderal Gatot Subroto terlibat dalam perang operasi militer untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia di antaranya Pertempuran Ambarawa, Serangan Umum Surakarta, Pemberontak Madiun, Pemberontakan PRRI/Permesta, dan Agresi Militer Belanda II. Pangkat Jenderal Gatot Subroto panglima divisi II gunung jati, komandan polisi militer, panglima divisi III di Ponorogo, panglima tentara & Teritorium VII Wirabuana. Setelah masa pensiun Jenderal Gatot Subroto keluar militer pada tahun 1953, dan Jenderal Gatot Subroto kembali lagi ke militer sebagai wakil kepala staf angkatan darat pada tahun 1956. Tak berselang lama lama setelah jenderal Gatot Subroto kembali ke militer sebagai staf setelah pensiun nya jenderal Gatot Subroto sakit, tak berselang lama setelah sakit tersebut ia menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya dan di nyatakan meningal pada tanggal 11 Juni 1962 dan ia di makamkan di Ungaran kabupaten Semarang.
Sebagai lulusan militer Magelang pada masa pemerintahan Belanda, Jenderal Gatot Subroto dia tidak akan mentolerir sewenang-wenang " Jagalah nama, mu jangan sampai di sebut penghianat bangsa"